Ditulis sebagai kata hati, pencerahan bagi zaman
Sejatinya dalam hidup semua manusia hanya menginginkan rasa nyaman, tentram dan damai . Kabar baik yang membuat rasa itu semua akan menghasilkan buah bahagia yang merupakan tujuan hidup bagi setiap insan. Bahagia ini dipicu dari dua hal; faktor diri sendiri dan faktor dari luar .
Faktor dari sendiri menunjukkan tingkang kwalitas diri seseorang , mulai dari tingkat keimanan hingga ketaatannya dalam mewujudkan aplikasi keimanannya dalam hidup dan berkehidupan. Artinya prilaku hablumminallah sesuai yang dikehendaki Allah dan hablumminannas juga tuntas menurut keduanya, yaitu sang Khaliq dan seluruh makhluk.
Persoalannya faktor luar lebih mendominasi dalam mengacak – acak proses kehidupan setiap insan. Fakta berbicara kasus – kasus di masyarakat yang tidak pernah habis, terkait kenakalan anak seperti tawuran, bolos masal, terjerat narkoba, miras oplosan dan masih banyak lagi adalah kabar – kabar yang hampir setiap hari memaksa setiap insan untuk menerimanya. Kenapa memaksa ? karena sejatinya semua hanya ingin bahagia dan kabar – kabar buruk tersebut sama sekali tidak diharapkan.
Belum lagi kabar terkait perceraian yang kabarnya terus meningkat, terlebih semasa pandemi ini kabarnya sangat tajam peningkatannya dan perekonomian menjadi pemicunya. Ini menarik sebelum ada pandemi kabar peningkatan angka perceraian juga marak , hasil survey perselingkuhan menjadi faktor utama. Dari semua faktor penyebab keburukan tersebut adalah prilaku jahat dan buruk .
Pada momentum hari ibu ini, sangat tepat untuk mengingatkan pada semua insan terutama para Ibu dimana berdasarkan sabda Rasul secara kodrati Ibu ditunjuk sang Khaliq sebagai pendidik pertama dan utama. Dalam konsep mendidik anak para Ibu seyogyanya mengembalikan pada konsep yang haqiqi sebagaimana yang disampaikan sang Khaliq dengan sangat tegas melalui kisah keluarga Luqman Al Hakim. 7 nasehat pada anaknya yang harus dipegang ; Pertama , jangan mempersekutukan Allah . Kedua, berbuat baik kepada kedua orangtua.Ketiga, sadar bahwa manusia selalu dalam pengawasan Allah SWT. Keempat, mendirikan shalat. Kelima, berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran . Keenam, sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dan ketujuh janganlah menyombongkan diri , juga mengutip nasehatnya ;
“Wahai anakku, tuntutlah rezeki yang halal agar kamu tidak menjadi fakir, sesungguhnya tidak ada satupun orang fakir itu kecuali mereka mengalami tiga perkara, yaitu tipis keimanannya terhadap agamanya , lemah akalnya ( mudah tertipu ) dan hilang kepribadiannya. “
Kasus – kasus diatas jangan dianggap suatu hal yang biasa , anggapan ini akan berakibat tidak akan ada kerja keras untuk berupaya mengembalikan keadaban manusia yang telah terperosok dalam keburukan. Nasehat – nasehat Luqman dalam alquran merupakan sebuah konstitusi yang kedudukannya lebih tinggi di atas konstitusi negara, sehingga harus benar – benar dipatuhi oleh para orang tua tidak hanya yang berkitab Al quran saja , namun juga semua umat beragama lainnya.
“Menjadi ibu itu tidak mudah, bahkan sangat sulit sekali,’ begitu kebanyakan orang bilamg. Sejatinya manusia sendirilah yang membuat semua menjadi sulit. Sang pencipta telah menciptakan manusia lengkap dengan rambu – rambunya , namun yang diciptakan selalu saja menawar bahkan lebih berani menerjang semua rambu yang seharusnya dipatuhi.
Momentum yang sangat mulia ini, momentum Hari Ibu , saatnya para Ibu menjadi pelopor pembaharuan, perlopor pembangunan dengan bekerja keras untuk mengembalikan keberadaban semua insan , mematuhi semua Undang Undang yang langsung dibuat sang khaliq . JANGAN DITAWAR LAGI.
Selamat Hari Ibu
Penulis: Uzlifah
Editor : Bariyah